- Seseorang yang terpilih menjadi utusan biasanya akan muncul perasaan bangga, perasaan dihargai atau dihormati, tetapi ada juga kemungkinan seseorang menolak karena merasa berat, merasa tidak mampu, merasa tidak percaya diri takut akan gagal dan sebagainya.
- Dari pihak yang mengutus, dalam menetapkan utusan tentu saja sudah memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu, misalnya: karena sudah mengenal pribadi dan kemampuan orang yang diutusnya sehingga orang yang mengutusnya menaruh kepercayaan yang besar terhadap orang yang diutusnya.
- Dari pihak orang yang diutusnya, ia mau menerima tugasnya karena ia memiliki keyakinan bahwa orang yang mengutusnya akan selalu membantu, mendampingi dan menjamin dirinya ketika dia melaksanakan tugas tersebut.
- Sebagai murid Tuhan Yesus, kita mendapat tugas perutusan mewartakan Kabar Gembira tentang datangnya Kerajaan Allah. Datangnya Kerajaan Allah berarti datangnya kedamaian, kerukunan, persaudaraan, keadilan, dan cinta kasih.
- Yesus menghendaki agar kabar gembira keselamatan yang dibawa-Nya dapat diketahui oleh semua orang. Meskipun Ia dapat melakukan sendiri, Yesus tidak mau bekerja sendirian dalam mewartakan Kerajaan Allah, karena pewartaan Kerajaan Allah menjadi tanggung jawab bersama, maka Ia mengutus para murid-Nya, “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu” (Yoh 20:21b). Sabda Yesus ini berarti bahwa sabda dan tindakan Yesus harus dilanjutkan oleh para murid-Nya, yakni semua orang yang mengikuti Yesus, termasuk kita.
- Para rasul, sebagai murid-murid Yesus, melaksanakan dengan tekun tugas perutusan dari Yesus itu. Di mana-mana mereka mewartakan datangnya Kerajaan Allah. “Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.” (Mrk 16:20). Berkat penyertaan Roh Kudus, pewartaan mereka diterima dengan hati terbuka oleh mereka yang mendengarkan. Dan Paulus melaksanakan tugas ini dengan penuh semangat. Keyakinannya diungkapkan dengan sangat tegas, “Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil!” (1Kor 9:16).
- Jika dikatakan bahwa datangnya Kerajaan Allah berarti pengakhiran kemiskinan dan penghapusan kemalangan, hal itu merupakan suatu perjuangan tanpa henti dan di manapun oleh seluruh murid Yesus. Suatu perjuangan baik dengan kata maupun perbuatan, yang mengupayakan keselamatan bagi semua orang. Seperti tampak dalam perintah Yesus, “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat 28:19-20).
- Siapa pun yang mengikuti Yesus, dipanggil untuk menghadirkan keselamatan di mana mereka tinggal, dan di tempat mereka bekerja. Karena masing-masing dibekali dengan karunia-karunia untuk menjadi saksi dan sarana keselamatan. Seperti dikatakan Paulus,“Kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.” (Ef 4:7).
- “Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.” (Luk 10:3). Begitulah peringatan Yesus kepada kita, para murid-Nya. Tugas perutusan yang kita terima dari Yesus mengandung resiko besar, akan banyak tantangan dan hambatan baik dari dalam diri kita sendiri maupun dari luar diri kita. Namun Yesus memberi jaminan bahwa Ia selalu menyertai kita, artinya Ia akan selalu menjaga dan menolong kita. Yesus juga memperingatkan kita supaya “jangan takut” (bdk Mat 10:28).
- Apa makna tugas perutusan murid Yesus?
Kita menerima tugas perutusan sebagai murid Yesus berarti:
- pertama-tama kita dipanggil untuk ambil bagian dalam tugas perutusan Yesus dari Allah, Bapa-Nya. Yaitu mewartakan Injil tentang datangnya Kerajaan Allah dengan kata dan perbuatan.
- Kedua, Mewartakan Kerajaan Allah berarti mengupayakan terciptanya kedamaian, kerukunan, persaudaraan, keadilan, cinta kasih di mana pun kita berada. Betapa pun kecilnya peran kita, kita melaksanakannya sesuai dengan kasih karunia yang kita terima dari Tuhan, yaitu sesuai dengan talenta yang kita miliki.
- Ketiga, dalam melaksanakan tugas perutusan kita, kita sadar akan tantangan dan hambatan yang akan kita jumpai, namun karena Tuhan selalu meyertai kita, kita tidak perlu takut. Dan justru di situlah akan kita ketahui seberapa besar nilai dan kualitas diri kita.
- Berkat Sakramen Baptis, kita diangkat sebagai murid-murid Yesus dan diangkat sebagai anak-anak Allah dan berkat Sakramen Penguatan, kita dikaruniai Roh Kudus, daya kehidupan Ilahi untuk menjadi saksi-saksi Kristus yaitu mewartakan Injil, kabar baik keselamatan kepada semua orang dimanapun kita berada. Itulah tugas kita.
- Kemudian, bagaimana kita mewujudkan tugas perutusan itu?
Ada berbagai macam cara yang dapat kita lakukan untuk mewujudkan tugas kita sebagai murid Kristus dalam hidup sehari-hari, misalnya kita dapat aktif di Lingkungan/Paroki, menjadi misdinar (putra altar), anggota koor, dirigen, lektor, pemazmur, aktif mengikuti pendalaman Kitab Suci dalam bulan Kitab Suci Nasional, aktif mengikuti pendalaman iman pada masa Adven dan Prapaska. Kita juga dapat menjadi pendamping Sekolah Minggu atau Bina Iman di sekolah, terlibat secara aktif dalam karya pelayanan sosial (mengunjungi panti asuhan atau panti wreda; mengumpulkan dana/barang untuk membantu orang-orang yang kurang beruntung, mengunjungi teman yang sakit, membimbing teman yang kurang mampu dalam memahami materi pelajaran dan lain sebagainya), berani menolak dengan tegas hal-hal yang bisa merusak kehidupan, misalnya narkoba, pornografi, tawuran, dan sebagainya. Selanjutnya dengan bijaksana dapat mempengaruhi teman yang suka berbuat tidak baik, yang membahayakan kehidupan, agar mereka itu merubah dirinya menjadi baik dan mencintai kehidupan ini. - Pada intinya, kehadiran kita di tengah-tengah masyarakat dapat menjadi berkat orang lain, sehingga kehadiran kita menjadi tanda kehadiran Kristus yang menyelamatkan.
Catatan penting Buku Guru Kelas 8 SMP K13
Dukung website ini dengan subscribe channel YouTube Aendy Da Saint:
AMOGUS