Kitab Ulangan – Catatan Penting

Siapa yang menulis Kitab ini?
Musa

Mengapa Kitab ini ditulis?
Kitab ini memberitahu generasi baru Bangsa Israel bagaimana untuk menyenangkan TUHAN , sehingga TUHAN akan memberkati mereka.

Kisah apa yang terjadi di dalam Kitab ini?
Musa berbicara kepada orang-orang Israel. Dia memberitahu mereka apa yang TUHAN sudah lakukan untuk mereka dan dia melihat lagi peraturan-peraturan TUHAN  untuk hidup kudus. Bangsa Israel berjanji untuk taat pada TUHAN.

Apa yang kita pelajari tentang TUHAN di dalam Kitab ini?
Tuhan menolong orang karena Dia mengasihi mereka. Peraturan-peraturan TUHAN untuk menjalani kehidupan diberikan dalam kasih, dan Dia memberkati orang yang menaati peraturan-Nya. 

Siapa tokoh kunci di dalam Kitab ini?
Tokoh paling penting di dalam Kitab ini adalah Musa.

Kapan peristiwa di dalam Kitab ini terjadi?
Peristiwa di dalam Kitab ini terjadi sekitar tahun 1405 SM

Dimana peristiwa di dalam Kitab ini tejadi?
Pada masa ini Bangsa Israel berkemah di seberang sungai Yordan dari Kanaan, Tanah Terjanji itu. 

Apa saja peristiwa yang terjadi di dalam Kitab ini?
Musa mengkisahkan perjalanan Bangsa Israel (Ulangan 1-3)
Musa mengkisahkan patung anak lembu emas (Ulangan 9)
Musa memberikan petunjuk untuk sebuah altar (Ulangan 27)
Bangsa Israel berjanji untuk taat pada TUHAN (Ulangan 29)
Musa wafat (Ulangan 34)

Sumber: NIV Adventure Bible, Revised, features written by Lawrence O. Richards, 2013 by Zonderkidz

Kitab Bilangan – Catatan Penting

Siapa yang menulis Kitab ini?
Musa

Mengapa Kitab ini ditulis?
Kitab Bilangan mengkisahkan bagaimana ketidaktaatan membuat Bangsa Israel belum dapat memasuki Tanah Terjanji.

Peristiwa apa yang dicatat dalam Kitab ini?
Orang-orang Israel takut terhadap kekuatan orang-orang Kanaan. Mereka tidak taat saat TUHAN menyuruh mereka untuk menyerang Kanaan. Bangsa Israel mengembara di padang gurun selama 40 tahun, sampai semua orang dewasa yang tidak taat pada TUHAN itu meninggal.

Apa yang kita pelajari tentang TUHAN di dalam Kitab ini?
TUHAN tidak akan memberkati orang-orang yang menolak untuk percaya dan taat kepada-Nya.

Siapa saja tokoh kunci di dalam Kitab ini?
Tokoh yang paling penting di dalam Kitab ini adalah Musa dan Harun.

Kapan kisah yang ditulis di dalam Kitab ini terjadi?
Peristiwa-peristiwa di dalam Kitab ini terjadi antara tahun 1445 dan 1405 SM

Dimana peristiwa yang tercatat di dalam Kitab ini terjadi?
Bilangan 1-10 terjadi di gunung Sinai. Bilangan 11-14 terjadi persis di luar Kanaan. Sisanya terjadi di padang gurun and dalam perjalanan kembali ke Kanaan 40 tahun kemudian.

Apa saja peristiwa-peristiwa penting di dalam Kitab ini?
Bangsa Israel mengeluh (Bilangan 11)
Harun dan Miryam melawan Musa (Bilangan 12)
Mata-mata mengintai Kanaan (Bilangan 13)
Bangsa Israel tidak taat pada TUHAN (Bilangan 14)
Korah memimpin pemberontakan (Bilangan 16)
Tongkat Harun berbunga (Bilangan 17)
Bileam mencoba mengutuk Israel (Bilangan 22-24)
Bangsa Israel menaklukkan orang-orang Midian (Bilangan 31)

Sumber: NIV Adventure Bible, Revised, features written by Lawrence O. Richards, 2013 by Zonderkidz

Kitab Imamat – Catatan Penting

Siapa yang menulis Kitab ini?
Musa

Mengapa Kitab ini ditulis?
Imamat memperlihatkan bagaimana Bangsa Israel menyembah TUHAN dan menjalani hidup yang kudus

Peristiwa apa yang ditulis dalam Kitab ini?
Musa memberikan kepada Bangsa Israel dan para Imam petunjuk dan hukum TUHAN

Apa yang kita pelajari tentang Tuhan di dalam Kitab ini?
TUHAN itu kudus and menginginkan umat-Nya menjadi kudus. TUHAN menerima persembahan-persembahan dan mengampuni orang-orang berdosa.

Siapa saja tokoh-tokoh kunci di dalam Kitab ini?
Tokoh paling penting di dalam Kitab ini adalah Musa dan Harun.

Kapan peristiwa di dalam Kitab ini terjadi?
Petunjuk-petunjuk Tuhan ini diberikan sekitar 1445 SM.

Dimana peristiwa di dalam Kitab ini terjadi?
Bangsa Israel berkemah di gunung Sinai ketika petunjuk dan hukum Tuhan diberikan.

Apa saja kisah-kisah penting yang dicatat di Kitab ini?
Harun ditahbiskan menjadi imam besar (Imamat 8)
Putera-putera Harun tidak taat pada TUHAN (Imamat 10)
TUHAN menetapkan waktu-waktu khusus (Imamat 23)

Sumber: NIV Adventure Bible, Revised, features written by Lawrence O. Richards, 2013 by Zonderkidz

Kitab Keluaran – Catatan Penting

Siapa yang menulis Kitab Keluaran?
Musa.

Mengapa Kitab ini ditulis?
Kitab Keluaran mengkisahkan bagaimana Allah menggunakan kekuatan-Nya untuk menyelamatkan bangsa Israel dari perbudakan Mesir.

Apa yang terjadi dalam Kitab ini?
Allah menurunkan sepuluh tulah yang mengerikan atas Mesir. Hal itu membuat Firaun membiarkan umat Allah pergi. Allah memberikan bangsa Israel 10 Perintah dan hukum-hukum lain untuk menuntun hidup mereka.

Apa yang kita pelajari tentang Allah di dalam Kitab ini?
Allah menggunakan kuasaNya untuk menolong orang-orang yang tak berdaya. Allah mengharapkan umatNya untuk menjalani hidup yang benar dan bermoral.

Siapa saja tokoh kunci di dalam Kitab ini?
Tokoh yang paling penting di dalam kitab ini adalah Musa dan Harun.

Kapan peristiwa di dalam Kitab ini terjadi?
Bangsa Israel meninggalkan Mesir sekitar tahun 1446 SM. Sepuluh Perintah Allah diberikan di gunung Sinai tidak lama setelah itu.

Dimana kisah di dalam Kitab ini terjadi?
Keluaran 1-12 terjadi di Mesir. Sebagian besar peristiwa lain mengambil tempat di Gunung Sinai.

Apa saja kisah-kisah yang ditulisa dalam Kitab ini?
Bayi Musa (Keluaran 2)
Semak-semak yang Menyala (Keluaran 3)
10 Tulah (Keluaran 7-11)
Paskah (Keluaran 12)
Melewati Laut Merah (Keluaran 14)
10 Perintah Allah (Keluaran 20)
Pembangunan Kemah Allah (Keluaran 25-27)
Lembu Emas (Keluaran 32)

SumberNIV Adventure Bible, Revised, features written by Lawrence O. Richards, 2013 by Zonderkidz

Kitab Kejadian – Catatan Penting

Siapa yang menulis kitab ini?
Terdapat perdebatan di antara para ahli mengenai siapa yang menulis kitab Kejadian. Namun, banyak ahli Kitab Suci yang percaya bahwa Musa yang menulis kitab ini.

Mengapa Kitab ini ditulis?
Kejadian mengkisahkan bagaimana Tuhan menciptakan alam semesta dan manusia. Kitab juga ini berisi janji khusus yang dibuat Tuhan untuk Bapa Abraham

Apa yang kita pelajari tentang Tuhan di dalam kitab ini?
Tuhan menciptakan segalanya. Dia mencintai manusia, tetapi akan menghukum dosa. Meskipun demikian, Tuhan berjanji untuk menyelamatkan orang-orang yang percaya kepadaNya.

Siapa tokoh-tokoh penting di dalam Kitab ini?
Tokoh-tokoh yang paling penting dalam kitab ini adalah Adam dan Hawa, Nabi Nuh, Bapa Abraham dan Sara, Ishak dan Ribka, Yakub dan Rahel, dan Yusuf.

Kapan kejadian dalam kitab ini terjadi?
Tak seorang pun tahu kapan penciptaan atau peristiwa Air Bah itu terjadi. Bapa Abraham lahir kira-kira tahun 2150 SM. Cicitnya Joseph wafat sekitar tahun 1800 SM.

Dimana peristiwa dalam kitab ini terjadi?
Kejadian 1-11 terjadi di Mesopotamia. Kejadian 12-36 mengambil tempat di Kanaan, yang juga dikenal sebagai Tanah Terjanji. Sisanya terjadi di Mesir. 

Apa saja kisah-kisah penting dalam kitab ini?
Allah menciptakan alam semesta (Kejadian 1)
Allah menciptakan Adam dan Hawa (Kejadian 2)
Adam dan Hawa jatuh dalam dosa (Kejadian 3)
Nabi Nuh membangun Bahtera (Kejadian 6)
Allah mengirim Air Bah untuk menghukum dosa (Kejadian 7-8)
Allah berjanji pada Abraham (Kejadian 12)
Abraham berdoa untuk sebuah kota (Kejadian 18)
Yakub mencuri hak kesulungan Esau (Kejadian 27)
Nama Yakub diganti (Kejadian 32)
Yakub dijual oleh saudara-saudaranya (Kejadian 37)
Yusuf menjadi orang berkuasa di Mesir (Kejadian 39-41).

Sumber: NIV Adventure Bible, Revised, features written by Lawrence O. Richards, 2013 by Zonderkidz

Perselingkuhan Daud dan Batsyeba (Allah Tetap Adil) – Tafsir Naratif terhadap Kisah Daud dan Batsyeba 2 Samuel 11:1-27

baca 2 Samuel 11:1-27

1. Pengantar

Kisah Daud dan Batsyeba adalah sebuah kisah yang populer. Karena kepopuleran itu, kisah ini kerap menjadi rujukan favorit dalam pesan-pesan yang mengecam ketidaksetiaan atau keserakahan. Sekilas, sisi negatif kisah ini memang amat menonjol. Namun, bila dilihat dari keterhubungan kisah ini dengan kisah-kisah sebelum dan sesudahnya maka akan tampak sisi positifnya: keadilan Allah. Tulisan ini akan mencoba melihat keadilan Allah dalam kisah yang tampaknya tidak adil.

2. Kisah yang Tidak Adil

Kisah Daud dan Batsyeba bermula ketika Daud tinggal di Yerusalem pada waktu raja-raja biasanya maju berperang pada pergantian tahun. Pada waktu itu Daud tidak ikut memusnahkan bani Amon bersama Yoab dan orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Dapat dibayangkan bahwa pada waktu itu yang tinggal di Yerusalem hanyalah para wanita, para budak, beberapa penjaga kota dan istana, dan Daud sendiri.

Sekali peristiwa pada waktu petang, Daud berjalan-jalan di atas sotoh istana dan tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi. Perempuan itu adalah Batsyeba binti Eliam dan ia adalah isteri Uria orang Het, bawahan Yoab. Tergoda dengan apa yang dilihatnya (J.C. Exum, “Who’s Afraid of the Endangered Ancestress”, dalam J. C. Exum dan D.J.A. Clines, The New Literary Criticism and the Hebrew Bible, (Sheffield, 1993), 105), Daud menyuruh orang mengambil Batsyeba lalu dia tidur dengan perempuan itu. Beberapa saat setelah itu perempuan itu mengandung dan ia memberitakan hal itu kepada Daud.

Kenyataan bahwa perbuatannya telah membuahkan “hasil”, membuat Daud mulai melancarkan berbagai trik demi menutupi kesalahannya. Trik pertama, Daud memanggil Uria dari medan perang. Alasan pemanggilan ini “tampaknya” untuk menanyakan keadaan Yoab dan tentara dan keadaan perang. Daud pun menyenangkan hati Uria dengan hadiah dan menyuruhnya pulang. Alasan utama dari trik pertama ini tentu supaya Uria pulang ke rumahnya dan tidur dengan isterinya sehingga suatu hari nanti kehamilan Batsyeba dapat dimaklumi oleh Uria. Namun trik ini gagal karena Uria adalah orang yang amat solider dengan tuan dan rekan-rekannya sehingga ia tidak pulang melainkan membaringkan diri di depan pintu istana bersama-sama hamba tuannya.

Trik kedua, Daud memanggil Uria untuk makan dan minum dan membuatnya mabuk. “Tampaknya” jamuan ini adalah jamuan istimewa sebelum Uria dilepas kembali ke medan perang. Namun jamuan ini dapat dicurigai sebagai salah satu cara untuk membuat Uria pulang karena Daud membuatnya mabuk. Sayangnya Uria tidak pulang melainkan kembali berbaring tidur bersama-sama para hamba tuannya. Usaha Daud ini pun gagal.

Setelah usahanya gagal untuk membuat Uria pulang dan tidur dengan isterinya, Daud tidak memiliki pilihan lain selain melenyapkan Uria. “Tidak memiliki pilihan lain” dalam artian ini adalah bagaimana Daud tidak mau menyakiti hati anak buahnya secara langsung. Daud tidak membiarkan Uria tahu apa yang telah terjadi dan “membuatnya” mati dengan kebanggaan sebagai pahlawan Israel. Daud menyuruh Yoab menempatkan Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat kemudian meninggalkannya supaya ia terbunuh mati. Akhirnya Uria pun tewas dalam konspirasi licik antara Daud dan Yoab.

Ketika Batsyeba mendengar bahwa Uria suaminya telah mati maka merataplah ia. Namun setelah waktu berkabung itu usai, tanpa catatan bahwa ia merasa bersalah terhadap suaminya, perempuan itu menjadi isteri Daud dan melahirkan seorang anak laki-laki baginya. Tampaknya, ratapannya hanyalah formalitas upacara bagi orang yang ditinggal mati suaminya.

Kisah ini adalah kisah yang tidak adil dari sudut pandang Uria. Ia dikhianati oleh Raja dan isterinya pada saat ia berjuang di bawah perintah Raja dan juga demi kebanggaan isterinya. Allah juga tidak melakukan apa-apa ketika orang yang menghormati Tabut dan orang Israel (lihat ayat 11), bangsa pilihan-Nya, mengalami ketidakadilan.

3. Allah Tetap Adil

Keadilan Allah dapat ditelusuri dari kalimat terakhir dalam kisah itu: Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN. Pertanyaan yang dapat muncul di sini adalah apakah Allah cukup adil hanya dengan “mengkategorikan” perbuatan Daud sebagai sesuatu yang jahat. Kisah tentang Abraham dan Abimelekh (Kej 20) dan nubuat Nathan yang terbukti dengan kelakukan Absalom (Absalom adalah anak laki-laki ketiga Daud. Ibunya adalah Maakha, anak perempuan Talmai raja Gesur. Ia dilahirkan di Hebron (II Sam 3:3)) (II Sam 12:11-12 > II Sam16:22) dapat membantu menjawab pertanyaan itu.

Kej 20 mengkisahkan bahwa ketika Abraham tinggal di Gerar sebagai orang asing, ia mengatakan bahwa Sara adalah saudaranya dan karena itu Abimelekh, raja Gerar, mengambil Sara. Tetapi Allah datang kepada Abimelekh dalam suatu mimpi dan berfirman kepadanya bahwa ia harus mati karena ia telah mengambil perempuan yang telah bersuami. Abimelekh keberatan karena sejauh yang ia tahu Sara adalah saudara Abraham dan bahwa ia melakukan hal itu dengan tulus. Allah rupanya tahu bahwa Abimelekh melakukan hal itu dengan tulus maka Ia pun mencegah Abimelekh untuk berbuat dosa terhadap-Nya; sebab itu Ia tidak membiarkan Abimelekh menjamah Sara. Maka Allah menyuruh Abimelekh mengembalikan Sara pada suaminya sebab jika tidak ia pasti mati. Maka Abimelekh mengembalikan Sara kepada Abraham dan ia terhindar dari kematian (dapat dibandingkan juga dengan kisah Ishak di negeri orang Filistin (Kej 26)).

Hal penting dari kisah di atas adalah bahwa Allah mencegah Abimelekh untuk berbuat dosa terhadap-Nya karena Abimelekh sungguh tidak tahu bahwa Sara adalah isteri orang lain dan ia melakukan hal itu dengan tulus. Unsur ketidaktahuan dan ketulusan ini tidak ada dalam diri Daud sehingga Allah tidak mencegah Daud ketika ia berbuat jahat. Allah bertindak adil dengan tidak berpihak pada orang yang jahat. Dalam kisah sebelumnya (I Sam 25), ketika Daud berada dalam posisi yang benar, Allah tidak segan-segan berpihak padanya dan dengan itu Daud “mendapatkan isteri orang lain” (H. P. Smith, A Critical and exegetical Commentary on the Books of Samuel, (Edinburgh, 1899), 221). Kejahatan Daud bukan hanya karena dia mengambil isteri orang lain melainkan juga karena dia melakukan kejahatan yang dibayangkan oleh Abraham dan Ishak, leluhurnya, akan dilakukan oleh orang-orang kafir di tempat mereka menumpang (Dominic Rudman, “The Patriarchal Narratives in the Books of Samuel” dalam Vetus Testamentum LIV, 2 (2004), 245).

Perbuatan Daud yang jahat itu kemudian mendapat hukuman berupa perbuatan Absalom yang menghampiri gundik-gundik ayahnya (II Sam 16:22). Perbuatan Absalom itu sebelumnya telah dinubuatkan oleh Natan (II Sam 12:11-12). Melalui Natan Allah berfirman bahwa malapetaka akan Ia timpakan ke atas Daud yang datang dari kaum keluarganya sendiri. Allah akan mengambil isteri-isterinya di depan matanya dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterinya di siang hari. Daud telah melakukan kejahatan itu secara tersembunyi, tetapi Ia akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan. Di kemudian hari terjadilah bahwa dibentangkanlah kemah bagi Absalom di atas sotoh, lalu Absalom menghampiri gundik-gundik ayahnya di depan mata seluruh Israel. Walaupun akhirnya Daud luput dari kematian karena ia mengakui kedosaannya (II Sam 12:13), anak hasil kejahatannya itu tetap mati (II Sam 12:18) dan pedang tidak akan menyingkir dari keturunannya sampai selamanya (II Sam 12:10) (perebutan kekuasaan selalu terjadi di antara keturunan Daud sampai kerajaan Israel benar-benar musnah).

Dengan “mengkategorikan” perbuatan Daud sebagai kejahatan, itu berarti bahwa Allah mempertahankan tindakan-Nya yang Ia lakukan sejak dahulu, yakni berpihak pada orang yang benar, dan memberi hukuman yang pantas atas segala perbuatan yang jahat. Allah tetap Adil!

Abstrak

Kisah Daud dan Batsyeba adalah sebuah kisah yang tidak adil dari sudut pandang Uria. Namun, kisah itu tidak hanya berhenti sampai di situ. Dari kisah yang sama Allah menunjukkan keadilan-Nya. Sejak dulu Allah tidak berpihak pada orang yang jahat dan pasti akan menghukum segala perbuatan yang jahat.

aendydasaint.com

Bibliography:
Exum, J.C.,
1993 “Who’s Afraid of the Endangered Ancestress”, dalam J. C. Exum dan D.J.A. Clines, The New Literary Criticism and the Hebrew Bible, (Sheffield, 1993), 105.

Rudman, Dominic,
2004 “The Patriarchal Narratives in the Books of Samuel” dalam Vetus Testamentum LIV, 2 (2004), 245.

Smith, H. P.,
1899 A Critical and exegetical Commentary on the Books of Samuel, Edinburgh.