Berbagai Tanggapan terhadap Pewartaan Yesus – Ringkasan

  • Ketika Yesus mulai tampil di depan umum, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun (Luk 3:32). Sebelumnya Ia hidup tersembunyi di Nazaret dan mencari nafkahnya sebagai tukang kayu (Mark 6:3), sama seperti ayah-Nya (Mat 13:55). 
  • Yesus meninggalkan ketenangan hidup keluarga di Nazaret dan mulai hidup mengembara. Ia “berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa, memberitakan Injil Kerajaan Allah” (Luk 8:1). 
  • Awal perubahan hidup ini adalah pembaptisan oleh Yohanes. Pembaptisan adalah bagaikan “pelantikan” Yesus ke dalam tugas perutusan-Nya. Segera sesudah pembaptisan, Yesus akan “memberitakan Injil Allah: Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” (Mrk 1:15). 
  • Dengan pembaptisan-Nya, Yesus sekaligus menyatakan kesatuan dengan orang berdosa dan penyerahan total dan radikal kepada kehendak Bapa. Dengan pembaptisan, Ia tampil sebagai “pengantara antara Allah dan manusia” (1Tim 2:4).
  • Sesudah pembaptisan, Yesus tampil sebagai orang yang “diurapi oleh Allah dengan Roh Kudus dan kuat kuasa” (Kis 10:38). Ia tampil sebagai “Yang terurapi”, Ia dilantik sebagai Kristus. “Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit” (Luk 5:17). 
  • Pewartaan Yesus untuk menegakkan Kerajaan Allah mengundang reaksi yang beragam dalam masyarakat Yahudi saat itu. Ada yang menerima dan ada yang menolak. 
  • Mereka yang Menerima Pewartaan Yesus:
    a. Orang Miskin dan Sederhana
    Ketika Yesus menyampaikan warta tentang Sabda Bahagia seolah-olah Sabda itu ditujukan kepada mereka yang miskin dan menderita. Mereka tidak punya daya dan kekuatan untuk melawan, keluar dari kondisi yang membelenggu mereka. Dalam kondisi yang seperti ini mereka hanya dapat mengandalkan kekuatan Tuhan. Satu-satunya sandaran mereka ialah Tuhan. Maka ketika Yesus menyampaikan warta Sabda Bahagia, mereka menyambut dengan penuh sukacita warta pembebasan Yesus tersebut. Yesus bagi mereka adalah pembela dan penyelamat. Yesus adalah Mesias yang dinantikan untuk melakukan keadilan dan pembelaan-Nya. Mereka rela meninggalkan segala-galanya untuk mengikuti Yesus.
    b. Para Pendosa yang Mau Bertobat
    Masyarakat Yahudi pada umumnya, terutama para imam dan orang Farisi menganggap para pendosa adalah najis. Maka ketika Yesus datang dan mau bergaul dengan mereka yang dicap pendosa dan menganggap mereka sebagai pribadi yang layak untuk dicintai dan tidak ikut memusuhi mereka. Sikap Yesus ini tentu saja sangat mengejutkan para pendosa dan mengagetkan para imam dan ahli Taurat. Dalam hal ini Yesus mau menegaskan, soal kesetaraan dihadapan Allah. Bagi Yesus, orang yang baik dan yang jahat dalam arti tertentu sama kedudukannya di hadapan Allah, sama-sama dicintai Allah, sama-sama anak Abraham. Karena kesamaan itulah, mereka pun mempunyai hak atas Kerajaan Allah.
    c. Orang-Orang Sakit
    Bagi mayarakat Yahudi pada umumnya penyakit adalah kutukan dari Tuhan. Yesus hadir untuk menyelamatkan mereka, menyembuhkan orang kusta, yang buta dapat melihat, yang lumpuh dapat berjalan. Kedatangan Yesus telah membawa harapan baru bagi mereka yang sakit. Dengan cara itu Yesus telah menunjukkan diri-Nya sebagai penyelamat, Sang Pembebas. Yesus mewartakan Allah yang maha pengasih.
    d. Kaum Wanita dan Anak-anak.
    Tradisi bangsa Yahudi menempatkan kaum wanita dan anak-anak, sebagai warga masyarakat kelas dua, keberadaannya berada di bawah dominasi kaum laki-laki. Dan Yesus membela mereka, Ia memuji persembahan janda miskin (Mark 12:41-44) dan membiarkan anak-anak datang kepada-Nya (Mat 19:13-15), bahkan memberkati mereka. Karena sikap Yesus yang peduli kepada mereka, maka mereka pun mengikuti dan melayani-Nya.
  • Mereka yang Menolak Yesus
    a. Para Imam dan Ahli Taurat
    Dalam masyarakat Yahudi, ke dua kelompok ini menduduki tempat di atas. Mereka menganggap diri yang paling tahu dan paling mengerti mengena aturan-aturan suci dan kehendak Allah yang benar. Kekuasaan agama ada di tangan mereka. Dengan keras Yesus mengkritik cara hidup mereka yang tidak mencerminkan kehendak Allah. Maka dengan kehadiran Yesus terbukalah kekeliruan mereka dalam menafsirkan kehendak Allah yang sejati. Banyak orang yang mulai tidak percaya lagi pada para pemuka agama Yahudi, sehingga para pemuka agama Yahudi tersebut merasa kehilangan wibawa dan mulai berkurang pengikutnya. Mereka merasa semakin terancam oleh kehadiran Yesus.
    b. Orang-Orang Farisi
    Hukum Taurat sangat mewarnai hidup religius orang-orang Yahudi. Kaum Farisi berusaha menjaga warisan dan jati diri Yahudi itu. Mereka menyoroti ketaatan pada setiap pasal hukum. Bagi mereka menjadi rakyat Tuhan berarti ketaatan yang ketat pada setiap detail hukum. Kehadiran Yesus dianggap akan merusak tatanan hidup sosial dan kemasyarakatan yang sudah mapan,mereka mengecam sikap Yesus yang menyembuhkan orang pada hari sabat dan membiarkan merid-murid-Nya memetik gandum pada hari sabat. Bagi mereka perbuatan itu dianggap melanggar hukum Taurat.
    c. Para Penguasa
    Penolakan terhadap pewartaan Yesus tentang Kerajaan Allah juga terlihat dalam diri para penguasa. Herodes misalnya sudah berusaha membunuh Yesus sejak mendengar kelahiran-Nya. Ponsius Pilatus lebih memilih mempertahankan kedudukannya dibandingkan membela kebenaran tentang Yesus. Bagi mereka, kedudukan, kehormatan dan kekuasaan lebih penting dibandingkan tunduk kepada kehendak Allah.
    d. Orang-Orang Kaya dan Mapan
    Nilai-nilai Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Yesus rupanya juga sulit diterima oleh mereka. Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Yesus menuntut keberanian untuk meninggalkan segala-galanya termasuk meninggalkan hata benda, kekayaan dan kemapanan hidup. Tidak semua orang berani melakukan itu, seperti nampak pada kisah Orang Muda Yang kaya (lih. Mat 19:16-26). Rupanya bagi mereka, melepaskan diri dari kekayaan sebagai andalan hidup tidaklah mudah.
  • Kehadiran Yesus bagi yang menolak-Nya merupakan acaman yang dapat menghancurkan kewibawaan, kedudukan dan sumber nafkah hidupnya. Kelompok yang menolak ini dengan berbagai macam cara dan tipu muslihat berusaha keras melenyapkan Yesus.
  • Terhadap penolakan atas pewartaan-Nya, Yesus tidak bersikap memusuhi. Dengan penuh kasih dan kesabaran Yesus menghadapi reaksi penolakan tersebut, disertai dengan penuh penyerahan diri secara total kepada kehendak Bapa-Nya (lih. Mat 5:43).
  • Sebaiknya kita pun bersikap seperti Yesus, ketika kita berbuat baik belum tentu semua orang akan menerima niat baik kita. Kepada mereka yang menolak dengan cara yang amat kasar sekalipun, hendaknya kita senantiasa bersikap sabar dan penuh kasih.

Ringkasan Buku Guru Kelas 8 K13

Dukung website ini dengan subscribe Channel YouTube Aendy Da Saint:

https://youtu.be/HU50TRl3HB8

Yesus Mewartakan Kerajaan Allah melalui Tindakan dan Mukjizat – Ringkasan

  • Yesus bukan saja berbicara tentang Kerajaan Allah, tetapi juga memberi kesaksian tentang Kerajaan Allah dengan tindakan-tindakan-Nya. Ada kesatuan antara Sabda dan karya-Nya. 
  • Tindakan Yesus menyatakan Kerajaan Allah.
  • Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Yesus tidak ditujukan pada kelompok atau golongan tertentu, tetapi ditujukan untuk semua orang. Ia merangkul semua orang yang baik maupun yang jahat agar dapat merasakan keselamatan.
  • Yesus akrab dengan semua orang. Bahkan Ia mau bergaul dengan orang-orang yang dianggap berdosa (lih. Luk 7:36-50, 19:1-10).
  • Sikap Yesus terhadap Kaum Pendosa:
    Bagi orang Yahudi dosa itu menular seperti kuman, tinggal serumah dengan orang jahat, apalagi makan bersama dengan mereka berarti kena dosa itu sendiri, menjadi orang berdosa. Tetapi Yesus, Ia bergaul dengan para pegawai pajak yang dianggap umum sebagai koruptor dan pemeras. Ia bertemu dan menyapa orang-orang setengah kafir seperti bangsa Samaria, mendatangi negeri-negeri orang kafir dan berbicara akrab dengan mereka (Mat 15:21-28).
  • Sikap Yesus terhadap Wanita:
    Anggapan masyarakat Yahudi adalah bahwa wanita itu penggoda. Oleh karenanya orang laki-laki, terlebih seorang guru agama tidak boleh berbicara dengan seorang perempuan yang belum dikenalnya. Tetapi Yesus bergaul juga dengan wanita. Bahkan ada wanita- wanita tertentu yang tetap mengikutiNya kemanapun Dia pergi. Yesus juga menyapa dan bergaul dengan wanita-wanita kafir yang belum dikenal-Nya seperti wanita Samaria. Ia tidak saja bergaul dengan sembarang wanita, tetapi juga berusaha dan membela wanita-wanita sundal yang tertangkap basah (Yoh 8:1-11).
  • Dari contoh-contoh di atas menjadi jelas bagi kita bahwa Yesus tidak hanya mewartakan Kerajaan Allah, melainkan mewujudkannya melalui tindakan-Nya. Jika Kerajaan Allah adalah situasi di mana semua orang dikasihi Allah, di mana semua orang tidak tersekat-sekat oleh jurang antara kaya dan miskin; maka Yesus menunjukkan hal itu dengan bergaul dengan siapa saja, terutama dengan mereka yang miskin dan berdosa yang selama ini disingkirkan oleh masyarakat.
  • Yesus mau makan dengan bersama dengan Zakheus dan bergaul dengan lewi pemungut cukai yang dipandang oleh orang-orang Yahudi sebagai orang-orang berdosa. Kalau Allah yang meraja adalah Allah yang memerintah dengan penuh pengampunan. Maka Yesus pun mengampuni orang berdosa. Ia tidak takut menjadi najis. Yesus tahu bahwa hanya dengan dikasihi orang-orang berdosa akan bertobat, sebagai mana nampak dalam cerita wanita yang ketahuan berbuat zinah (lih. Yoh 8:2-11).
  • Mukjizat dipakai Tuhan Yesus sebagai tanda kehadiran Allah.
  • Dengan mengerjakan mukjizat, Yesus memperlihatkan kehadiran Kerajaan Allah. Tanda-tanda mukjizat yang dikerjakan Yesus itu memperlihatkan bahwa dalam diri Yesus genaplah nubuat para nabi tentang Mesias yang kedatangan-Nya telah dijanjikan kepada para leluhur Israel.
  • Para pengarang Injil menceritakan mukjizat-mukjizat Yesus guna memaklumkan bahwa Yesus tidak hanya menyampaikan kabar yang menggembirakan itu, tetapi Ia sendirilah Kabar Gembira, ”Injil”. Yesus sendirilah keselamatan, rahmat, dan penyembuhan bagi manusia yang sedang susah.
  • Beberapa contoh mukjizat yang dilakukan Yesus sebagai tanda Kehadiran Allah:
    a. Yesus Membangkitkan Anak Seorang Janda di Nain (Luk 7:11-17)
    Melalui mukjizat membangkitkan anak muda di Nain, Yesus ingin menunjukkan bahwa Allah berkuasa atas kehidupan dan kematian manusia. Dengan mela- kukan itu Ia ingin menunjukkan bahwa Ia adalah Mesias, Penyelamat yang mereka nantikan.
    b. Yesus Meredakan Angin Ribut (Mat 8:23-27)
    Mukjizat yang dilakukan Yesus meredakan angin ribut, Yesus hendak menunjukkan bahwa Allah berkuasa atas alam semesta. Tidak ada kekuatan lain yang mampu mengalahkan kekuatan Allah sendiri. Kekuasaan Allah mengatasi kekuatan apapun yang ada di dunia ini. Maka semua ciptaan harus tunduk pada kekuatan Allah.
    c. Yesus Mengusir Roh Jahat (Mark 1:21-28)
    Dengan mengusir roh jahat, Yesus ingin menunjukkan bahwa Allah lebih berkuasa dari roh-roh yang ada. Roh jahat selalu mengarahkan manusia pada perbuatan yang tidak dikehendaki Allah yang membawa kehancuran dan kebinasaan. Sedangkan Roh Allah membawa manusia pada kebenaran dan kebahagiaan hidup bersama Allah.
  • Yesus mewartakan Kerajaan Allah melalui tindakan belas kasih, sehingga kitapun juga mesti mampu berbuat belaskasih pada sesama terutama mereka yang menderita, yang tersingkirkan dan kurang mendapat perhatian.

Ringkasan Buku Guru Kelas 8 K13

Dukung website ini dengan subscribe channel YouTube: