Gereja sebagai Paguyuban

  • Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjumpai banyak kelompok atau perkumpulan. Namun demikian tidak semua bentuk kelompok atau perkumpulan dapat disebut sebagai komunio (persekutuan). Suatu kelompok atau perkumpulan akan dikatakan sebuah komunio, jika dalam kelompok atau perkumpulan tersebut, komunikasi dan interaksi berlangsung terus-menerus. Masing-masing saling memperhatikan satu sama lain, saling memiliki, saling memberi, saling mendukung, saling menasihati, saling mengingatkan, saling mengembangkan, saling melayani, dan saling berusaha agar kebersamaan tersebut terus-menerus terjaga keutuhannya demi kebahagiaan bersama.
  • Model orang-orang yang berkumpul untuk membentuk persekutuan (komunio) dapat kita lihat dalam kehidupan para murid Yesus, sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Suci (lih. Kis 2: 41-47). Persekutuan mereka terbentuk berkat pengalaman yang sama yaitu sebagai murid-murid Yesus dan orang-orang yang percaya kepada-Nya, setelah mendengar pewartaan tentang Yesus Kristus.
  • Kehidupan persekutuan mereka sangat menarik dan “berbeda” dibandingkan dengan persekutuan yang ada di sekitar mereka saat itu. Mereka selalu hidup dalam persekutuan dengan bertekun dalam pengajaran para rasul, selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa bersama, segala kepunyaan mereka adalah milik bersama, satu sama lain saling melayani dan berkurban, selalu hidup dengan gembira dan tulus hati, mereka juga saling mengenal, memiliki ikatan batin, memiliki iman yang sama yaitu kepada Yesus Kristus dan menjalankan cara hidup yang sesuai dengan kehendak Kristus.
  • Persekutuan mereka itulah yang sering disebut Gereja Perdana atau Gereja Awal. Mereka adalah cikal bakal Gereja yang hingga kini memiliki berbagai unsur keanggotaan Gereja.
  • Dalam Dokumen Gereja “Lumen Gentium” dikatakan bahwa Orang beriman yang menjawab sabda Allah dan menjadi anggota Tubuh Kristus dipersatukan secara erat dengan Kristus ”Dalam Tubuh itu hidup Kristus dicurahkan ke dalam umat beriman.
  • Melalui sakramen-sakramen mereka itu secara rahasia namun nyata dipersatukan dengan Kristus yang telah menderita dan dimuliakan”(LG Karena semua orang yang dibaptis dalam Kristus telah mengenakan Kristus. Paulus kepada jemaat di Galatia juga menyampaikan hal sehubungan dengan itu. Ia menyatakan bahwa “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus (Galatia 3:27-28).
  • Begitulah dengan Gereja. Sebagai suatu paguyuban, Gereja memiliki banyak anggota tetapi satu tubuh. Kesatuan tubuh tidak menghapus perbedaan anggota dan tugas. Oleh karena itu, bila ada satu anggota yang menderita semua anggota ikut menderita atau bila satu anggota yang dihormati semua anggota ikut bergembira. Walaupun mereka satu tubuh, tetapi di dalam setiap anggota itu memiliki peran dan tugas masing-masing yang saling terkait dan saling mendukung satu dengan yang lain dalam karya pewartaan.
  • Adapun anggota gereja dengan berbagai tugas dan peran masing-masing, antara lain:
    1. Kaum Klerus/ Tahbisan yang terdiri dari episkopat (uskup), presbiterat (imam), dan diakonat (diakon). Tugas utama mereka adalah pelayanan rohani dan menguduskan Gereja melalui perayaan-perayaan sakramen.
    2. Kaum Hidup Bakti/biarawan-biarawati yang terdiri dari tarekat religius dan tarekat sekular. Mereka hidup dengan penghayatan Tri Kaul Suci dan dalam persaudaraan yang tergabung dalam komunitas, tarekat, atau kongregasi tertentu. Mereka membaktikan diri untuk mewartakan kabar gembira dalam pelayanan pendidikan, medis, rumah-rumah retret, dan lain-lain.
    3. Kaum Awam, yang mengemban tugas perutusan dalam Gereja dan dunia sesuai kehendak Allah yakni mengelola tata dunia dengan nilai Kristiani. Di antara kaum awam ada yang menikah dan ada yang tidak menikah (selibat).
  • Untuk melaksanakan tugas sebagai anggota dalam Gereja, baiklah jika masing-masing anggota merasa satu dan menjadi satu bagian dalam anggota Gereja. Gereja akan menjadi semakin hidup dan lebih hidup jika anggota berperan serta secara aktif sesuai dengan tugas dan peran masing-masing.
  • Begini diungkapkan oleh Santo Paulus: Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain (Roma 12:4-5). Demikian pula diungkapkan kembali oleh Santo Paulus dengan mengatakan bahwa Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya (1 Kor 12:27).

 

Dukung website ini dengan subscribe Channel YouTube Aendy Da Saint:

Keanggotaan Gereja

Pertanyaan Mendasar:

1. Apa itu keanggotaan Gereja?

2. Siapa saja yang masuk dalam keanggotaan Gereja?

3. Bagaimana caranya untuk masuk dalam keanggotaan Gereja?

4. Apa peran dan tugas masing-masing anggota Gereja?

5. Bagaimana seharusnya Gereja itu menurut Kitab Suci?

Pembahasan:

1. Apa itu keanggotaan Gereja?

Kata dasar dari ‘keanggotaan’ adalah ‘anggota’. ‘Anggota’ itu berarti bagian dari sebuah kelompok. Secara sederhana, keanggotaan dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang menyangkut keikut-sertaan seseorang dalam sebuah kelompok tertentu. Nah, karena yang kita bahas di sini adalah keanggotaan Gereja, maka kita akan berdiskusi tentang seluk beluk keikut-sertaan seseorang dalam Gereja, dalam sebuah kelompok yang percaya kepada Kristus dengan segala dinamikanya.

2. Siapa saja yang masuk dalam keanggotaan Gereja?

Jawaban yang paling sederhana adalah setiap orang yang percaya kepada Kristus dan telah dibaptis dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus adalah anggota Gereja.

Sedikit lebih rumit dari itu, orang-orang yang percaya kepada Kristus dan telah dibaptis itu (= UBK = Umat Beriman Kristiani) dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar:

a. Kaum Tertahbis

Kaum tertahbis adalah UBK yang telah menerima tahbisan suci (sakramen Imamat). Mereka  adalah Paus, Kardinal, Uskup, Imam, dan Diakon.

b. Kaum Tidak Tertahbis/Awam

Kaum tidak tertahbis ini dapat dibedakan menjadi dua juga:

1. Kaum Awam Religius

Kaum Awam Religius adalah UBK yang tidak menerima tahbisan suci tetapi terikat kaul dalam sebuah ordo/tarekat hidup bakti tertentu. Contohnya para suster, bruder dan frater.

2. Kaum Awam Biasa

Kaum Awam Biasa adalah UBK yang tidak menerima tahbisan suci dan tidak terikat kaul dalam sebuah ordo/tarekat hidup bakti tertentu.

3. Bagaimana caranya untuk masuk dalam keanggotaan Gereja?

Seperti sudah dibahas di atas, syarat utama untuk menjadi anggota Gereja adalah percaya kepada Kristus dan bersedia untuk dibaptis dalam Nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus.

Untuk Baptis Dewasa, ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi. Kita akan mempelajarinya secara lebih mendetail dalam pokok bahasan “Sakramen Baptis”.

4. Apa peran dan tugas masing-masing anggota Gereja?

Secara paling umum, ada tiga tugas utama Gereja yaitu: mewartakan Kerajaan Allah, menguduskan, dan menggembalakan. Artinya, setiap anggota Gereja mempunyai tugas untuk mewartakan Kerajaan Allah, menguduskan diri dan sesama, dan menggembalakan (dalam bahasa yang lebih sederhana: melayani). Meskipun begitu, peran masing-masing anggota dalam tugas itu bisa berbeda-beda berdasarkan fungsinya masing-masing.

Kaum tertahbis, karena tahbisan (sakramen Imamat) yang diterimanya, memiliki fungsi mengajar/mewartakan, menguduskan, dan menggembalakan yang berbeda dengan kaum tak tertahbis. Kaum tertahbis memiliki tanggungjawab untuk mengajarkan pokok-pokok iman kepada umat Allah, menguduskan mereka (salah satu caranya denga Perayaan Ekaristi), dan melayani mereka dengan pelayanan rohani dan menggembalakan/membimbing mereka di jalan yang benar dalam situasi dunia yang semakin sulit dan menantang.

Kaum tidak tertahbis juga memiliki peran dalam menjalankan tiga tugas utama Gereja itu. Di satu sisi, peran kaum tidak tertahbis nampaknya tidak terlalu berat karena tidak terlalu bertanggungjawab kepada UBK tetapi di sisi lain, kaum tidak tertahbis (khususnya kaum awam biasa) berhadapan langsung dengan realitas dunia yang semakin hari semakin menantang bagi orang-orang yang percaya kepada Tuhan.

5. Bagaimana seharusnya Gereja itu menurut Kitab Suci?

Salah satu teks yang dapat membantu kita menjawab pertanyaan ini adalah 1 Korintus 12: 12-18, 27. Teks ini berbicara tentang ‘Tubuh Mistik Kristus’ (dalam Bahasa Latin ‘Mystici Corporis Christi’, dalam bahasa Inggris ‘The Mystical Body of Christ’).

Menurut teks itu, Gereja itu seumpama tubuh Kristus yang satu dan memiliki banyak anggota tubuh. Kita adalah satu tubuh (Gereja secara keseluruhan) dan masing-masing anggota memiliki peran dan tanggungjawabnya sendiri-sendiri.

aendydasaint.com