- Doa merupakan suatu sarana yang kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan Tuhan.
- Dalam doa yang baik, terjadi suatu komunikasi yang timbal balik antara kita yang berdoa dengan Tuhan sendiri.
- Ketika kita berdoa, Tuhan berkenan mendengarkan doa kita, dan sebaliknya dalam doa ada saat dimana kita harus membuka hati untuk mendengarkan sapaan Tuhan yang menggema di dalam hati kita, melalui bacaan Kitab Suci atau melalui meditasi dan perenungan pribadi.
- Sering terjadi, dalam berdoa kita hanya meminta-minta saja kepada Tuhan, dan dalam permintaan kita itu seolah kita memaksa Tuhan untuk mengabulkannya.
- Doa yang kita ungkapkan hendaknya secara tulus kita nyatakan kepada Tuhan, bukan merupakan doa yang hanya terucap di mulut, namun tidak kita ungkapkan dengan sepenuh hati.
- Doa yang kita ungkapkan dengan sepenuh hati dan dengan penuh iman, serta sesuai dengan kehendak-Nya, maka Tuhan akan senantiasa memberikan yang terbaik bagi kita.
- Bagi umat katolik, teladan dalam hal doa tentulah Yesus sendiri.
- Pada saat Yesus berusia dua belas tahun, Yesus menunjukkan prinsip hidup yang dimiliki-Nya. Kepada Bunda Maria dan Bapa Yusuf, saat mereka mencari-Nya, Ia berkata: ”Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” (Lukas 2:49). Ia harus berada di dalam rumah Bapa, berada bersama Allah Bapa menjadi prinsip hidup Yesus.
- Yesus juga mengajarkan kepada kita tentang berbagai sikap yang baik dalam berdoa, serta isi doa yang baik seperti yang diajarkan-Nya kepada kita. Doa Bapa Kami adalah suatu warisan ajaran Yesus kepada kita, yang kita ucapkan dalam setiap doa-doa kita. Bahkan seringkali kita mempersatukan doa-doa kita dengan doa Bapa Kami yang telah diajarkan Yesus ini. Hal ini seperti terungkap dalam Injil Matius 6:5-15.
- Doa Bapa kami merupakan salah satu warisan yang paling berharga, yang Tuhan Yesus berikan kepada kita. Melalui doa ini kita diajak oleh Kristus untuk memanggil Allah sebagai Bapa, sebab kita telah diangkat menjadi anak-anak Allah. Doa ini mengandung tujuh permohonan yang terbagi mejadi dua bagian, yang pertama untuk memuliakan Tuhan (6:9-10) sedangkan bagian kedua untuk kebutuhan kita yang berdoa (6:11-13). Doa ini mengandung pujian/ penyembahan kepada Allah, penyerahan diri kita kepada-Nya, pertobatan dan permohonan.
- Doa yang baik (menurut isi Birkat Hamazon) paling tidak berisi tiga hal, yaitu Pujian, syukur, dan Permohonan. Jadi dalam berdoa hendaknya kita tidak hanya meminta-minta saja tanpa ada unsur pujian dan syukur kepada Tuhan.
- Berdasarkan teks-teks yang menunjukkan kesatuan Yesus dengan Allah, kita dapat menemukan kebenaran berikut ini:
– Ia selalu menemukan kesempatan untuk berdua dengan Allah. Betapapun sibuk hidup-Nya, Ia tetap dapat ”naik ke atas bukit dan berdoa seorang diri” (Matius 14:23)
– Ia selalu melibatkan Allah saat menghadapi peristiwa-peristiwa penting dalam hidup-Nya. Seperti: dalam peristiwa pembaptisan (Luk 3:21), saat memanggil para rasul-Nya. (Lukas . 6:12 – 13), saat menghadapi sengsara dan wafat-Nya. (Matius 26:36). - Sikap berdoa yang baik disampaikan oleh Yesus, yaitu:
1) Masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.
2) Dalam berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah.
Catatan penting buku guru agama katolik dan budi pekerti K13 Kelas 7