Link Lengkap Ringkasan Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas 7

Bab I: Manusia Citra Allah
A. Aku Citra Allah yang Unik
B. Tugasku sebagai Citra Allah
C. Aku Memiliki Kemampuan
D. Kemampuanku Terbatas
E. Syukur Sebagai Citra Allah

Bab II: Aku Diciptakan sebagai Perempuan atau Laki-Laki
A. Aku Bangga sebagai Perempuan atau Laki-Laki
B. Perempuan dan Laki-Laki Sederajat
C. Mengembangkan Diri sebagai Perempuan Atau Laki-Laki

Bab III: Peran Keluarga, Sekolah, Gereja dan Masyarakat bagi Perkembanganku
A. Peran Keluarga bagi Perkembanganku
B. Peran Sekolah bagi Perkembanganku
C. Peran Gereja bagi Perkembanganku
D. Peran Masyarakat bagi Perkembanganku

Bab IV: Mengembangkan Diri Melalui Pergaulan
A. Berteman
B. Bersahabat
C. Berpacaran

Bab V: Meneladani Karakter dan Sikap Yesus
A. Yesus Sang Pendoa
B. Yesus Yang Berbelaskasih
C. Yesus Sang Pengampun
D. Yesus Peduli terhadap Penderitaan Manusia

Bab VI: Nilai-Nilai Dasar Yang Diperjuangkan Yesus
A. Kebebasan Anak-Anak Allah
B. Sabda Bahagia
C. Kasih yang Tidak Membedakan
D. Membangun Diri Seturut Teladan Yesus

 

Dukung website ini dengan subscribe channel YouTube Aendy Da Saint:

Bersahabat

  • Pertemanan merupakan pergaulan biasa antarsesama. Pertemanan yang biasa tersebut, jika dilakukan lebih intensif, akan dapat meningkat dalam relasinya menjadi persahabatan. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa relasi dengan teman tentu saja tidak sedalam relasi kita dengan sahabat.
  • Sahabat adalah teman yang selalu ada untuk mendampingi ketika kita sangat membutuhkan. Memberi penghiburan ketika kita dalam kesusahan. Tidak membiarkan ketika kita berbuat salah. Ia hadir untuk memberikan nasihat. Ia menunjukkan arah ketika kita tersesat. Dia bersedia menerima kita apa adanya, tidak pernah menuntut melebihi kemampuan kita. Singkatnya, seorang sahabat adalah seorang yang setia menemani kita dalam suka dan duka.
  • Ajaran Gereja selalu menunjukkan dan mengajarkan bagaimana menjadi orang Katolik yang setia pada sahabat. Salah satu tokoh yang menunjukkan persahabatan yang sejati adalah “Persahabatan Daud dan Yonatan” (1 Sam 18:1-4).
  • 1 Samuel 18:1-4: Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri. Pada hari itu Saul membawa dia dan tidak membiarkannya pulang ke rumah ayahnya. Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri. Yonatan menanggalkan jubah yang dipakainya, dan memberikannya kepada Daud, juga baju perangnya, sampai pedangnya, panahnya dan ikat pinggangnya.
  • Beberapa sikap Yonatan yang terpuji dalam bersahabat dengan Daud misalnya: Yonatan tidak merasa persahabatannya harus hancur gara-gara hubungan antara Daud sahabatnya dengan ayahnya tidak baik, ia memandang persahabatan tidak dapat dicampuradukkan dengan urusan keluarga, ia berupaya jujur terhadap Daud dengan berani mengatakan segala sesuatu agar sahabatnya selamat, termasuk keberanian menceritakan sikap ayahnya kepada sahabatnya itu, bahkan Yonatan rela menyerahkan baju perangnya, pedang, panah dan ikat pinggangnya kepada Daud, padahal Yonatan adalah Putra Mahkota dan Daud dapat menjadi saingannya dan musuh ayahnya.
  • Kisah persahabatan Daud dan Yonatan dapat menjadi gambaran tentang arti persahabatan yang sejati. Persahabatan yang sejati adalah persahabatan yang sungguh-sungguh berorientasi pada orang yang dikasihinya. Orientasi ini memampukan diri untuk berbuat tanpa pamrih, berani meninggalkan diri sendiri demi sahabat yang tidak hanya bersama kala suka, tetapi tetap hadir terutama saat duka menimpa, bahkan bila perlu ia berani berkorban segalanya demi sahabatnya.
  • Mempunyai sahabat adalah dambaan setiap orang, karena setiap orang adalah makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari orang lain yang senantiasa inginnya bahagia atau gembira bersama.
  • Sahabat adalah teman yang selalu ada untuk mendampingi ketika kita sangat membutuhkan.
  • Sahabat yang baik selalu memberi penghiburan ketika kita dalam kesusahan, hadir untuk memberikan nasihat, menunjukkan arah ketika kita tersesat, bersedia menerima kita apa adanya, dan tidak pernah menuntut melebihi kemampuan kita.
  • Beberapa sikap yang sering dapat menghacurkan persahabatan antara lain sebagai berikut: Egois atau mencari keuntungan sendiri, munafik atau sikap pura-pura, ketidakjujuran dan tidak setia.
  • Sebaliknya persahabatan yang baik akan menumbuhkan sikap: kasih cinta, terbuka, jujur, rela berkorban tanpa pamrih, saling memahami, setia dan tidak mencari keuntungan diri.

Catatan penting buku guru agama katolik dan budi pekerti K13 Kelas 7

Apa kata Alkitab tentang Persahabatan?