Yesus Peduli terhadap Penderitaan Manusia

  • Di dalam kehidupan kita sehari-hari, ternyata untuk berbuat baik tidak selalu mudah, sering ada hambatan, entah dari diri sendiri, maupun dari orang lain. Akibatnya, hal ini membuat orang menjadi bersikap tidak peduli atau acuh tak acuh terhadap sekitarnya karena tidak ingin direpotkan dengan berbagai hal termasuk tidak peduli pada sesamanya yang menderita.
  • Banyak keprihatinan dalam masayarakat disebabkan oleh sikap tidak peduli warga masyarakat terhadap sesama dan lingkungannya. Sikap kurang peduli lebih banyak disebabkan oleh sikap egoisme, yakni ketika seseorang tidak lagi memikirkan nasib sesamanya dan lebih memikirkan dan mementingkan diri sendiri.
  • Ada cukup banyak orang kini bersikap kurang peduli terhadap mereka kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir dan cacat. Sikap egoisme begitu kuat. Terdapat kecenderungan seseorang tidak lagi memikirkan sesamanya. Mereka lebih memikirkan dan mementingkan diri sendiri.
  • Sikap peduli terhadap sesama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya tanpa membiasakan diri. Kebiasaan itu perlu dipupuk sejak dalam keluarga, sekolah, dan akhirnya dalam masyarakat.
  • Yesus telah memberikan teladan kepada kita tentang sikap peduli pada sesama terlebih terhadap penderitaan sesama kita.
  • Salah satu contoh kepedulian Yesus adalah pada kisah Yesus menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat (lihat Lukas 6: 6-11). Kepekaan dan kepedulian Yesus terhadap penderitaan sesama sedemikian besar, karena Ia selalu memandang dan mengasihi mereka semua, orang-orang yang menderita sebagai Anak-anak Allah yang bermartabat luhur. Maka demi menolong dan mengembalikan martabat tersebut, Yesus berani meruntuhkan aturan atau hukum yang mengekang kemanusiaan dan keilahian.
  • Ciri-ciri orang yang memiliki sifat peduli antara lain: peka terhadap keadaan sesama disekitarnya, mudah dan ringan tangan untuk membantu sesama yang menderita, tidak egois dalam banyak hal, mudah tergerak hatinya untuk menolong orang lain yang membutuhkan bantuan, tidak malu ataupun canggung untuk menolong dan membantu sesama yang menderita.
  • Yesus adalah pemimpin yang sungguh tahu, mau belajar dan setia atau taat kepada kehendak Bapa. Ketaatan Yesus terutama pada kehendak Bapa dalam rencana penyelamatan umat manusia. Ia rela menderita, dianiaya, dikhianati, ditolak oleh bangsa-Nya sendiri. Ini semua merupakan ungkapan, bahwa sebagai pemimpin Ia tidak mencari enaknya sendiri, Ia tidak berjuang demi kedudukan dan kekuasaan-Nya sendiri, namun justru menunjukkan betapa Ia sangat peduli pada situasi hidup dan penderitaan manusia.
  • Sebagai murid Kristus, kita semua juga diundang untuk terus belajar taat kepada kehendak Bapa dan misteri kehendak-Nya. Ini dapat kita lakukan dengan taat kepada suara hati yang benar, mempertajam daya pikir yang baik.
  • Dengan sikap yang senantiasa peduli pada suara hati, maka Tuhan yang bersuara melalui hati kita akan mudah untuk kita dengar, terlebih kehendak-Nya yang senantiasa mengajak kita untuk peduli pada penderitaan sesama kita.
  • Keteladanan Yesus ini sungguh menuntun kita, supaya kita pun bersikap seperti Yesus, berani berkorban dan peduli pada penderitaan sesama demi kesehjahteraan banyak orang dan terus belajar setia atau taat kepada suara hati. Kita yakin dan percaya bahwa Tuhan selalu membantu kita.

Catatan penting buku guru agama katolik dan budi pekerti K13 kelas 7