Kemanusiaan dan Ke-Allah-an Yesus

  • Dalam kisah penciptaan dikatakan bahwa manusia diciptakan secitra dengan Allah. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah sendiri (lih. Kej 1:26). Hal tersebut menegaskan bahwa dalam diri manusia terkandung dimensi kemanusiaan atau jasmani dan dimensi rohani yang tak dapat dipisahkan satu sama lain, melainkan merupakan satu kesatuan utuh.
  • Dimensi kemanusiaan nampak dalam kenyataan berikut: ia diciptakan, lahir dari rahim seorang ibu, berjenis kelamin, mengungkapkan perasaan, dapat sakit, dapat mati dan sebagainya.
  • Dalam diri manusia juga mengandung dimensi rohani, sehingga manusia dapat mengasihi, dapat berdoa, dapat mengampuni dan sebagainya.
  • Tetapi karena dibatasi kemanusiaannya manusia tidak dapat sepenuhnya memancarkan dan menghadirkan keilahiannya.
  • Kedua dimensi tersebut perlu dipahami secara baik, sebab karya penyelamatan Allah menggunakan kedua dimensi tersebut, sehingga penyelamatan Allah bisa dirasakan manusia secara sempurna.
  • Hal tersebut dilaksanakan Allah dengan menjelma dalam manusia Yesus. Maka dalam diri Yesus tampaklah secara sempurna ke dua dimensi tersebut. Yesus sungguh-sungguh manusia dan sungguh-sungguh Allah.
  • Yesus sungguh-sungguh manusia nampak dalam kenyataan berikut: Menurut silsilah, nenek moyang Yesus adalah Abraham (Mat i:1-17), Yesus dilahirkan oleh ibunya Maria, berjenis kelamin laki-laki, lahir di bungkus dengan kain lampin dan dibaringkan di palungan (Luk 2:1-7), Ia bekerja menjadi tukang kayu (Mark 6:3), bisa marah ( Luk 19:45), merasa sedih (14: 34), merasa lapar (Mat 21:18), Haus (Mat 25:35), ketakutan (Mark 22:44), kemanusiaan Yesus sangat nampak nyata ketika dia harus mengalami nasib yang dialami oleh semua manusia yaitu mengalami kematian (Luk 23:44-49, Mark 15: 33-41, Mat 27:45-56, Yoh 19:28-30). Dari berbagai peristiwa tersebut hendak menegaskan bahwa Yesus hidup dalam sejarah manusia dan menjalani hidup sebagaimana manusia pada umumnya.
  • Yesus sungguh-sungguh Allah. Yohanes dalam Injilnya memberikan kesaksian tentang asal-usul Yesus sebagai berikut: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya” (Yoh 1:1,4). Yesus adalah Firman yang menjadi manusia. Selanjutnya keempat Injil (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) memberitakan keallahan Yesus dengan memberi kesaksian tentang Sabda dan tindakan-Nya. Sabda Yesus yang menunjukkan bahwa Dia adalah Allah, misalnya, “Aku dan Bapa adalah satu” (lih. Yoh 10:30). “Barang siapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (lih. Yoh 14:9). “Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku” (lih 14:11). Dan bagaimana para pengakuan para murid-Nya? Ketika Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga” (lih.Mat 16:15-17). Dan di lain kesempatan Tomas berkata,”Ya Tuhanku dan Allahku” (lih Yoh 29:28). Dan roh-roh jahat pun berteriak, “Engkaulah Anak Allah” (lih Mark 3:11). Dan ketika Yesus disalib, Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: “Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.” (lih. Mat 27:54).
  • Keallahan Yesus juga tampak dalam hal-hal berikut: warta malaikat tentang kelahiran Yesus kepada para gembala “Hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus, Tuhan di kota Daud” (Luk 2:11). Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (ayat 13-14).
  • Keillahian Yesus juga tampak dalam beberapa peristiwa mukjizat yang dilakukan Yesus, misalnya: Peristiwa penggandaan roti (lih. Yoh 6:1-15), Yesus menyembuhkan orang lumpuh (lih. Luk 5:27-32), Yesus membangkitkan anak muda di Nain (lih. Luk 7:11-17), Yesus mengusir roh jahat (lih. Luk 8:26-39), Yesus meredakan angin ribut (lih. Luk 8:22-25), Yesus berjalan di atas air (lih. Mat 14:22-33), Yesus bangkit dari alam maut (lih. Mat 28:1-10), dan ketika Ia naik ke Surga (lih. Luk 24:50-53). Berbagai macam peristiwa tersebut menunjukkan bahwa Yesus sungguh-sungguh Allah.
  • Makna Yesus Sungguh Manusia dan Sungguh Allah bagi Hidup Kita: Yesus sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia berarti Allah menjelma menjadi manusia. Allah yang mengambil kodrat manusia sama seperti kita kecuali dalam hal dosa, ingin menunjukkan pada kita bahwa Allah itu pengasih. Dia mau turun ke bumi merasakan suka duka yang dialami manusia dan bergaul dengan manusia, Dia terbuka dan solider dengan kehidupan manusia. Dia menyapa manusia secara pribadi dan akrab dengan manusia, dengan demikian pewartaan karya keselamatan dapat lebih mudah dipahami dan diterima oleh manusia.
  • Dengan memahami tentang Yesus yang sungguh manusia dan sungguh Allah, kita dipanggil untuk meneladani cinta-Nya. Walau Ia Allah, Ia tidak meninggikan diri-Nya. Ia mau turun ke bumi, tiada lain untuk menyelamatkan manusia. Kita patut bersyukur kepada-Nya karena Allah sungguh baik. Ia sungguh mengasihi kita dan tidak membiarkan kita binasa karena dosa.

 

Dukung website ini dengan subscribe YouTube channel Aendy Da Saint: