Keanggotaan Gereja

Pertanyaan Mendasar:

1. Apa itu keanggotaan Gereja?

2. Siapa saja yang masuk dalam keanggotaan Gereja?

3. Bagaimana caranya untuk masuk dalam keanggotaan Gereja?

4. Apa peran dan tugas masing-masing anggota Gereja?

5. Bagaimana seharusnya Gereja itu menurut Kitab Suci?

Pembahasan:

1. Apa itu keanggotaan Gereja?

Kata dasar dari ‘keanggotaan’ adalah ‘anggota’. ‘Anggota’ itu berarti bagian dari sebuah kelompok. Secara sederhana, keanggotaan dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang menyangkut keikut-sertaan seseorang dalam sebuah kelompok tertentu. Nah, karena yang kita bahas di sini adalah keanggotaan Gereja, maka kita akan berdiskusi tentang seluk beluk keikut-sertaan seseorang dalam Gereja, dalam sebuah kelompok yang percaya kepada Kristus dengan segala dinamikanya.

2. Siapa saja yang masuk dalam keanggotaan Gereja?

Jawaban yang paling sederhana adalah setiap orang yang percaya kepada Kristus dan telah dibaptis dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus adalah anggota Gereja.

Sedikit lebih rumit dari itu, orang-orang yang percaya kepada Kristus dan telah dibaptis itu (= UBK = Umat Beriman Kristiani) dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar:

a. Kaum Tertahbis

Kaum tertahbis adalah UBK yang telah menerima tahbisan suci (sakramen Imamat). Mereka  adalah Paus, Kardinal, Uskup, Imam, dan Diakon.

b. Kaum Tidak Tertahbis/Awam

Kaum tidak tertahbis ini dapat dibedakan menjadi dua juga:

1. Kaum Awam Religius

Kaum Awam Religius adalah UBK yang tidak menerima tahbisan suci tetapi terikat kaul dalam sebuah ordo/tarekat hidup bakti tertentu. Contohnya para suster, bruder dan frater.

2. Kaum Awam Biasa

Kaum Awam Biasa adalah UBK yang tidak menerima tahbisan suci dan tidak terikat kaul dalam sebuah ordo/tarekat hidup bakti tertentu.

3. Bagaimana caranya untuk masuk dalam keanggotaan Gereja?

Seperti sudah dibahas di atas, syarat utama untuk menjadi anggota Gereja adalah percaya kepada Kristus dan bersedia untuk dibaptis dalam Nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus.

Untuk Baptis Dewasa, ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi. Kita akan mempelajarinya secara lebih mendetail dalam pokok bahasan “Sakramen Baptis”.

4. Apa peran dan tugas masing-masing anggota Gereja?

Secara paling umum, ada tiga tugas utama Gereja yaitu: mewartakan Kerajaan Allah, menguduskan, dan menggembalakan. Artinya, setiap anggota Gereja mempunyai tugas untuk mewartakan Kerajaan Allah, menguduskan diri dan sesama, dan menggembalakan (dalam bahasa yang lebih sederhana: melayani). Meskipun begitu, peran masing-masing anggota dalam tugas itu bisa berbeda-beda berdasarkan fungsinya masing-masing.

Kaum tertahbis, karena tahbisan (sakramen Imamat) yang diterimanya, memiliki fungsi mengajar/mewartakan, menguduskan, dan menggembalakan yang berbeda dengan kaum tak tertahbis. Kaum tertahbis memiliki tanggungjawab untuk mengajarkan pokok-pokok iman kepada umat Allah, menguduskan mereka (salah satu caranya denga Perayaan Ekaristi), dan melayani mereka dengan pelayanan rohani dan menggembalakan/membimbing mereka di jalan yang benar dalam situasi dunia yang semakin sulit dan menantang.

Kaum tidak tertahbis juga memiliki peran dalam menjalankan tiga tugas utama Gereja itu. Di satu sisi, peran kaum tidak tertahbis nampaknya tidak terlalu berat karena tidak terlalu bertanggungjawab kepada UBK tetapi di sisi lain, kaum tidak tertahbis (khususnya kaum awam biasa) berhadapan langsung dengan realitas dunia yang semakin hari semakin menantang bagi orang-orang yang percaya kepada Tuhan.

5. Bagaimana seharusnya Gereja itu menurut Kitab Suci?

Salah satu teks yang dapat membantu kita menjawab pertanyaan ini adalah 1 Korintus 12: 12-18, 27. Teks ini berbicara tentang ‘Tubuh Mistik Kristus’ (dalam Bahasa Latin ‘Mystici Corporis Christi’, dalam bahasa Inggris ‘The Mystical Body of Christ’).

Menurut teks itu, Gereja itu seumpama tubuh Kristus yang satu dan memiliki banyak anggota tubuh. Kita adalah satu tubuh (Gereja secara keseluruhan) dan masing-masing anggota memiliki peran dan tanggungjawabnya sendiri-sendiri.

aendydasaint.com