Seluruh Pribadi Yesus Mewartakan Kerajaan Allah

  • Menginjak usia remaja, anak kelas VI biasanya sudah memiliki tokoh idola. Tokoh-tokoh tertentu menjadi idola karena tokoh tersebut memiliki sesuatu yang menonjol, yang membuat mereka terkenal. Mereka menjadi idola karena kemampuan bernyanyi, dance, acting, atau karena cantik/tampan.
  • Tuhan Yesus sudah sepantasnya menjadi tokoh idola sejati dan utama bagi anak-anak Katolik di seluruh dunia!
  • Jika beberapa tokoh idola sekarang ini dapat membawa pengaruh buruk, maka Tuhan Yesus adalah inspirasi bagi segala kebaikan!
  • Tuhan Yesus membawa pada diri-Nya segala sesuatu yang baik, yang seharusnya diikuti oleh semua orang yang percaya pada-Nya.
  • Segala sesuatu tentang Tuhan Yesus itu mengagumkan. Seluruh perkataan dan perbuatan-Nya membuat orang-orang yang menyaksikan-Nya memberi berbagai gelar kepada-Nya, seperti: Mesias, Anak Allah, Putera Daud, Emanuel, Guru, Anak Manusia, Anak Domba, Sang Penebus, dan sebagainya. Gelar-gelar Yesus itu mencerminkan kepribadian-Nya yang dialami banyak orang: Kepribadian Yesus yang mewartakan Kerajaan Allah.
  • Kerajaan Allah terjadi jika Allah bertahta sebagai Raja di dalam kehidupan semua orang. Kita semua dituntut untuk mendengarkan ajaran-Nya serta taat pada kehendak Allah.
  • Di dalam kehidupan-Nya, Yesus bukan hanya menyampaikan ajaran tentang Kerajaan Allah, tetapi Yesus sendiri mewujudkannya di dalam tindakan dan perbuatan nyata. Seluruh pribadi Yesus, baik kata-kata, sikap maupun perbuatan-Nya, mencerminkan Kerajaan Allah.
  • Yesus taat kepada Allah Bapa, bahkan sampai mati disalib. Semuanya Ia jalani, karena Ia taat kepada Allah Bapa dan demi kemuliaan Allah sebagai Raja.
  • Kata-kata, sikap serta perbuatan Yesus sungguh mengagumkan. Kita semua percaya kepada-Nya, mengagumi dan mengidolakan-Nya. Dengan meneladani pribadi Yesus, kita mewartakan Kerajaan Allah.
  • Totalitas pewartaan dan perwujudan Kerajaan Allah tampak ketika Yesus berdoa di taman Getsemani: “Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki” (Lukas 22:42). Doa Yesus yang mengungkapkan janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki, merupakan ungkapan ketaatan Yesus pada kehendak Bapa. Tidak hanya dalam doa, akhirnya Yesus melaksanakan doa itu dalam kematian-Nya di salib. Dengan demikian kematian Yesus menampakkan seluruh kepribadian Yesus yang taat pada Allah. Kematian Yesus merupakan tanda Agung akan kehadiran Kerajaan Allah.
  • Apakah Allah menghendaki kesengsaraan? Tidak, karena tiga hari setelah wafatnya Yesus dibangkitkan. Yesus mulia dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Taat Pada Allah akan membawa kemuliaan dan sukacita. Bukan saja setelah meninggal, melainkan dari sekarang, sebagaiman telah dialami oleh banyak orang di sekitar Yesus, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, orang bisu berbicara, orang tuli mendengar, orang kelaparan mendapat makan, dan sebagainya.
  • Yesus diberi gelar Mesias. Mesias itu berarti “Yang Diurapi”. Kata Mesias ini dipakai untuk menerjemahkan kata Yunani “Christos” dalam Injil yang ditulis dalam bahasa Yunani. Dalam bahasa Indonesia, Christos ini menjadi Kristus. Setiap kali kita menyebut ‘Yesus Kristus’, itu berarti kita menyebut dan mengakui Tuhan Yesus yang ‘terurapi’, Sang Raja, Yang Dipilih Allah untuk membebaskan dunia dari dosa.  Hal ini dilihat dan dialami sendiri oleh orang-orang pada zaman Yesus ketika Dia dengan konsisten sering mengatakan, “Dosamu sudah diampuni!” (Matius 9:2, Markus 2:5, Lukas 5:20). Saat perjamuan terakhir, saat Dia mewariskan Ekaristi, Dia pun memberikan darah-Nya untuk pengampunan dosa (Matius 26:28). Selain pembebasan dari dosa, mereka juga merasakan pengalaman pembebasan dari kekangan-kekangan lain karena perbuatan dan kata-kata Yesus dialami sebagai yang membebaskan orang dari berbagai hal yang membatasi, misalnya: batasan mengenai najis dan tidak najis, hari sabat, batasan dari penyakit.
  • Dalam hal najis tidak najis Yesus mengajarkan bahwa yang menajiskan itu bukan yang masuk ke mulut melainkan yang keluar dari mulut, padahal saat itu paham tentang najis itu berkaitan dengan makanan yang masuk ke mulut. Yesus menyembuhkan orang pada hari sabat dirasakan membebaskan orang dari aturan sabat yang sangat membatasi dan tidak manusiawi. Yesus bergaul dan menerima perempuan juga merombak batasan pergaulan antara perempuan dan laki-laki pada bangsa Yahudi. Yesus menyembuhkan segala penyakit dan menghidupkan orang mati, juga dirasakan sebagai pembebasan.
  • Yesus diberi gelar Anak Domba Allah. Bangsa Israel selamat dari tulah anak sulung meninggal dan penindasan di Mesir, karena mengorbankan anak domba dan mengoleskan darahnya pada jenang pintu. Korban dan darah anak domba menyelamatkan Israel dari Mesir. Bagi orang Yahudi, jika mereka ingin meminta pengampunan dosa dari Tuhan, mereka juga harus mengorbankan anak domba. Menjelang wafatnya Yesus mengadakan perjamuan. Pada perjamuan itu, ketika Yesus mengambil piala mengucap syukur dan mengedarkan piala itu, Ia berkata: “Minumlah, kamu semua dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa (Matius 26:27-28).
  • Seperti anak domba, Yesus mengorbankan diri di salib, darahnya mengalir dari luka-luka-Nya  dan darah serta air keluar dari lambungNya ketika Ia ditombak oleh para serdadu. Pengorbanan Yesus itu dimaknai sebagai pengampunan dosa yang menyelamatkan manusia. Sebagaimana korban anak domba menyelamatkan umat Israel dari penindasan di Mesir, korban Yesus menyelamatkan orang dari dosa. Kini, untuk pengampunan dosa, orang tidak perlu lagi mengorbankan anak domba, karena Kristus, Sang Anak Domba Allah, sudah mengorbankan Diri-Nya demi pengampunan dosa sekali untuk selama-lamanya.
  • Gelar anak Daud: Allah berjanji pada Daud bahwa dari keturunannya akan lahir Mesias. Keturunan Daud yang dipercaya sebagai mesias, sebagaimana diwartakan malaikat Gabriel kepada Maria dan dialami banyak orang ialah Yesus. Maka Yesus diberi gelar anak Daud. Itulah mengapa Bab pertama dari Injil Matius membuktikan dengan silsilah keluarga Yesus, bahwa Yesus adalah keturunan Daud!
  • Masih banyak lagi gelar yang menunjukkan siapa Yesus, seperti, nabi besar, guru, dan sebagainya. Pelajarilah dari kitab suci dan buku-buku rohani tentang gelar-gelar itu agar dapat semakin mengenal Yesus.

Catatan penting Buku Guru K13 Kelas 6 dan catatan tambahan Aendydasaint.

Mau mendengarkan inspirasi renungan harian dengan pendekatan pribadi?
Kunjungi dan subscribe kanal YouTube Risalah Immanuel
Upload setiap hari jam 6 sore WITA!