Kritis Terhadap Tantangan Zaman

  • Gereja sebagai kumpulan umat beriman, dipanggil untuk melanjutkan karya Kristus di dunia, yaitu mewartakan Kerajaan Allah. Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan masyarakat, Gereja menghadapi banyak tantangan, baik yang berasal dari dalam Gereja sendiri maupun dari luar. Sebagaimana telah diperingatkan Yesus sendiri: “Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala” (Lukas 10:3). Tapi, tantangan-tantangan itulah yang membuat Gereja harus semakin kritis dan berani dalam menghadapinya.
  • Mewartakan Kerajaan Allah berarti menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian, persaudaraan cinta kasih dan pengampunan. Tetapi juga menegakkan keadilan dan kebenaran. Hal itu tidak berarti bahwa Gereja bersikap kompromi terhadap hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut. Gereja dengan jujur dan terbuka dipanggil untuk berpikir mencari jalan keluar dari berbagai permasalahan baru yang dihadapi umat manusia, dari zaman ke zaman.
  • Kita tidak dapat mengingkari bahwa perkembangan zaman telah memberikan sumbangan positif bagi kehidupan manusia. Era globalisasi telah mampu menjembatani kebutuhan manusia di seluruh belahan bumi, untuk mampu berkomunikasi dan berinteraksi, untuk membagikan serta memperoleh informasi. Namun perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, menyebabkan terjadinya perubahan nilai-nilai.
  • Budaya materialisme, yang mengutamakan hal-hal jasmaniah, harta dan kekayaan, kerap membelokkan manusia untuk mencari keuntungan pribadi atau kelompok. Pelanggaran terhadap hak-hak azasi manusia, ketidakadilan, korupsi serta kekerasan, semakin marak terjadi di dalam masyarakat.
  • Dalam hal inilah, Gereja harus bersikap kritis sekaligus berani untuk tampil di dalam masyarakat sebagai pewarta sikap dan pandangan Kristus. “Bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hamba, karena kehendak Kristus” (2 Kor 4:5). Atas dasar iman dan sikap pelayanan, Gereja senantiasa kritis serta aktif mencari jalan hidup bersama orang lain.
  • Peserta didik sebagai warga Gereja dan masyarakat, perlu diajak membangun sikap iman yang kritis dan berani, sebagai bentuk keterlibatan di dalam mewartakan Kerajaan Allah sesuai dengan kemampuan dan persoalan yang dihadapi.
  • Dokumen Gereja (Gaudium et Spes art.6)
    “Perlahan-lahan tersebar tipe masyarakat industri yang membawa sementara negara kepada kelimpahan ekonomi dan mengubah secara mendalam paham-paham dan keadaan hidup masyarakat yang telah terbentuk sejak berabad-abad. Demikian pula pengembangan kehidupan kota dan arus urbanisasi bertambah, baik karena pertumbuhan kota-kota dan penduduknya, maupun karena gerak yang menyebarkan kehidupan kota ke pedesaan. Alat-alat komunikasi sosial yang baru dan lebih ampuh membantu agar kejadian-kejadian diketahui dan cara berpikir serta cita rasa disebarkan secepat dan seluas mungkin, dengan menimbulkan banyak dampak yang berkaitan dengannya. Begitu, hubungan manusia dengan sesamanya terus menerus diperbanyak dan sekaligus sosialisasi itu sendiri membawa hubungan-hubungan baru, namun tanpa selalu mengembangkan kematangan pribadi yang sesuai serta hubungan-hubungan yang benar-benar manusiawi.
  • Paus Fransiskus Serukan Gencatan Senjata di Gaza. “Saya menasihati seluruh pihak yang memiliki kepentingan dan semua yang memiliki tanggung jawab politik di tingkat lokal ataupun internasional tidak menyerah untuk berdoa, tidak juga berhenti melakukan upaya untuk menghentikan setiap permusuhan dan mencapai perdamaian yang membawa kebaikan bagi semua,” kata Paus dari jendela apartemennya di St. Peter Square pada Minggu (13/7/2014).
  • Persoalan ketidakjujuran, korupsi, sikap tidak adil dan mencari keuntungan pribadi atau kelompok, masih merupakan permasalahan nyata pada zaman sekarang. Sabda Yesus: Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat, merupakan ajakan untuk hidup di dalam kejujuran, bertindak adil dan tidak mencari keuntungan pribadi.
  • Gereja prihatin dengan peperangan dan konflik kemanusiaan. Dengan dialog serta berdoa bersama, Paus mengajak kedua pihak yang bertikai, melakukan upaya untuk menghentikan setiap permusuhan dan mencapai perdamaian yang membawa kebaikan bagi semua.

Ringkasan Buku Guru Kelas 6 K13

Mau mendengarkan inspirasi renungan harian dengan pendekatan pribadi?
Kunjungi dan subscribe kanal YouTube Risalah Immanuel
Upload setiap hari jam 6 sore WITA!

 

Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik

  • Untuk melaksanakan tritugas-Nya, yaitu sebagai imam, nabi dan raja, Kristus melibatkan para murid-Nya. Sebagai kelompok yang dibentuk oleh Kristus, para murid menanggapi panggilan-Nya dengan menunjukkan ciri-ciri hidup tertentu, sebagaimana dikehendaki oleh Kristus pendirinya. 
  • Sebagai kumpulan yang mengenal dan percaya kepada Kristus, para murid disebut sebagai Gereja perdana. Gereja adalah kumpulan umat beriman kepada Kristus yang memiliki kesatuan yang tidak terpisahkan, sebagaimana tubuh dari kepalanya. 
  • Setiap makhluk hidup, kota, kelompok bahkan negara memiliki cara hidup atau ciri-ciri tersendiri, yang membedakannya dari makhluk hidup, kota, kelompok atau negara yang lain. 
  • Ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh setiap kota, kelompok, atau negara tersebut merupakan suatu keistimewaan, yang dapat menjadi daya tarik sekaligus keunggulan. 
  • Kristus menegaskan kepada para murid-Nya, untuk selalu menunjukkan sikap serta ciri-ciri kehidupan tertentu. Berdasarkan pada sabda serta ajaran-Nya, Gereja terpanggil untuk mewujudkan diri sebagai komunitas dengan ciri-ciri yang satu, kudus, katolik dan apostolik. 
  • Satu
    Ciri satu, menegaskan bahwa Gereja sebagai kumpulan orang- orang beriman kepada Kristus hendaknya berhimpun menjadi umat Allah (1 Petrus 2:5-10) dan menjadi satu Tubuh (1 Korintus   12:12). 
  • Kudus
    Ciri Kudus menegaskan bahwa Gereja dipanggil kepada kekudusan oleh Tuhan, “Hendaklah kamu sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya” (Matius 5:48). Perlu diperhatikan juga bahwa kategori kudus yang dimaksud menegaskan bahwa Gereja merupakan kumpulan orang-orang beriman yang terpanggil untuk hidup suci, yaitu hidup sesuai dengan kehendak Allah. 
  • Katolik
    Ciri Katolik ini mengandung arti Gereja yang utuh, lengkap, tidak hanya setengah atau sebagian dalam menerapkan sistem yang berlaku dalam Gereja. Bersifat universal artinya Gereja Katolik itu mencakup semua orang yang telah dibaptis secara Katolik di seluruh dunia dimana setiap orang menerima pengajaran iman dan moral serta berbagai tata liturgi yang sama dimana pun berada. Kata universal juga sering dipakai untuk menegaskan tidak adanya sekte-sekte dalam Gereja Katolik. 
  • Apostolik
    Ciri yang terakhir dari Gereja Katolik adalah apostolik. Dengan ciri ini mau ditegaskan adanya kesadaran bahwa Gereja “dibangun atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru” (Efesus 2:20). Gereja Katolik mementingkan hubungan historis, turun temurun, antara para rasul dan pengganti mereka, yaitu para uskup.

Ringkasan Buku Guru PAKat dan Budi Pekerti K13

Mau mendengarkan inspirasi renungan harian dengan pendekatan pribadi?
Kunjungi dan subscribe kanal YouTube Risalah Immanuel
Upload setiap hari jam 6 sore WITA!